PART 2 Hari itu hari ulang tahun Cheer. Nim bertanya pada Cheer hendak membeli cake apa pada hari ulang tahunnya.
“Vanilla Cake, Nam suka kue itu”ujar Cheer. Saat Cheer sedang asik memilih-milih kue, Nam belum datang. Nim segera menelponnya. Nam rupanya sedang pergi ke danau bersama Chon cs, “Aku sudah menelpon Cheer tadi pagi namun ia tak mengangkat teleponnya, sampaikan ucapan selamat ulang tahunku pada Cheer. Iya, aku minta maaf karena aku takkan bisa pulang tepat waktu.” Di danau, semua sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang asik bermain gitar, ada yang memanggang makanan. Nam duduk di meja makan sambil memandangi Chon yang asik memotret pemandangan dari jembatan (indah banget).
All of us love Crazy Little Thing Called Love, we can relate in the story and its based on true story of a young girl and young boy. Nam is a young and. He will be part of someone Nam love. CRAZY LITTLE THING CALLED LOVE The Scrapbook of P'Shone Tagalog. Short film - Is This Love [Part 1].
Tak lama Top menghampiri sambil menghidangkan cumi-cumi hasil panggangannya, mau nggak mau Nam berpaling dari Chon. Wajah Top mendekati wajah Nam sampai membuat Nam risih, “Aku akan kembali.” katanya. Saat Nam kembali melihat ke arah jembatan, Chon sudah tak ada.
Nam pergi ke jembatan dan duduk disana. Chon datang, “Apa yang kau lakukan disini?” “Aku rasa pemandangan disini indah”kata Nam. Mereka sama-sama terdiam. Gif Siksa Kubur. Nam membuka percakapan sambil menawarkan cumi, “Kau mau makan cumi?” Chon menoleh, “Kau tak tahu cerita cumi ya?” Nam menggeleng, “Tidak.” “Aku akan memberi tahumu,” Chon pindah duduknya ke samping Nam, ia mulai bercerita, “Pada suatu waktu, ada pasangan cumi. Mereka telah mengarungi lautan dan samudra yang luas hingga mereka bertemu dan saling jatuh cinta, akhirnya mereka menikah.
Pada hari pernikahannya, pendeta cumi menyuruh mereka saling berpegangan tangan. Jadi mereka saling berpegangan tangan. Memegang tangan. Memegang tangan. Memegang tangan.” Chon menempelkan jari-jarinya satu-satu. Nam tertawa geli melihatnya.
“Kak Chon, kau gila!”ujar Nam. Chon tersenyum. “Tapi lucu” tambah Nam lagi. Yang cerita, atau yang cumi?”tanya Chon. “Yang cerita! Eh, tidak, yang cumi! Aku bingung.” ujar Nam, Ia melirik cumi panggang, “Aku jadi agak tak mau memakannya.” “Aku juga tak makan cumi begitu lama karena cerita itu” tambah Chon.
Mereka pun terdiam. “Jadi.” Nam bersuara, “Apakah kau pernah memegang tangan seseorang seperti cumi itu?” “Pernah sekali” jawab Chon sambil menatap ke danau, “Seorang gadis berwajah canggung hampir jatuh dari panggung, jadi aku memegang tangannya.” Belum selesai Chon cerita, Top datang sambil langsung memakan cumi panggang. Nam dan Chon berteriak, “Jangan!” “Kenapa? Ini enak.”ujar Top sambil terus mengunyah.
Nam dan Chon cuma bisa menghela nafas kesal. Mereka bertiga hendak pulang. Chon dan Top berjalan di depan sementara Nam mengikuti di belakang. Chon dan Top berbicara serius.
Top: “Aku bertanya padamu langsung. Apa kau suka pada Nam?” Chon: “Eh, kau akan bersamanya bukan? Kenapa kau bertanya padaku seperti itu?” Top menepuk bahu Chon sambil tersenyum, “Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya.” Tiba-tiba terdengar suara teriakan Nam di belakang. Nam terpeleset hingga kakinya terkilir. Top dan Chon langsung berlari ke arahnya. Top bertanya apa Nam masih bisa berdiri, Nam mengiyakan.